TafsirSurah Al-Qasas Ayat 77: Ingat Akhirat Harus, Tapi Dunia Jangan Dilupakan. Abdus Salam. 10/09/2021. tafsir surah Al-Qasas ayat 77. Bagi setiap muslim, doa sapu jagad (lihat QS. Al-Baqarah [2]: 201) bukanlah hal asing. Pasalnya, setiap hari, selepas shalat lima waktu, kita selalu membacanya. Doa yang di dalamnya berisi tentang permohonan Janganbiarkan semua tawaran dunia ini membuat kita lebih memilih dunia dan keinginannya, dibandingkan Tuhan. D. Lukas 14:21 "Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang Ketikakuat pandangan kita terhadap akhirat, maka kenikmatan dunia apapun yang Allah berikan, kita akan berusaha menggunakannya sebaik mungkin untuk persiapan kematian kita. Benar, carilah kehidupan akhirat itu dan jangan lupakan bagian kita di dunia. Karena bagian di dunia kita ini hanyalah kain kafan untuk mempersiapkan hari kematian kita Kejarlah akhirat tapi jangan lupakan dunia (untuk bekal d akhirat)" . Jumlah suka dengan artikel ini 5,107 – Di sinetron religi bulan ramadhan ada film yang berjudul Insya Allah Surga. Dikisahkan mereka sedang mencari jawaban teka-teki “Kejarlah Akhirat Tapi Jangan Lupakan Dunia”. Mari kita bahas sama-sama yuk Dalam Al-Qur’an disebutkan “Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi” QS. Al Qashshash 77. Imam Ibnu Katsir menjelaskan dalam kitab tafsirnya tentang jangan melupakan dunia yang dimaksud “Janganlah engkau melupakan nasibmu dari kehidupan dunia yaitu dari yang Allah bolehkan berupa makanan, minuman, pakaian, tempat tinggal dan menikah. Rabbmu masih memiliki hak darimu. Dirimu juga memiliki hak. Keluargamu juga memiliki hak. Istrimu pun memiliki hak. Maka tunaikanlah hak-hak setiap yang memiliki hak.” Tafsir Al Qur’an Al Azhim, 6 37. Itulah pembahasan mengenai teka-teki Kejarlah Akhirat Tapi Jangan Lupakan Dunia. Nantikan artikel menarik selanjutnya ya Mengejar dunia sebagai tujuan akan sangat merugikan, kita dianjurkan mengejar akhirat sebagai tujuan akhir. Kejarlah akhirat, maka dunia akan kau genggam dengan mudah. Segala urusan dunia akan dimudahkan oleh Allah SWT ketika tujuan kita untuk mengejar akhirat, sebagaimana sabda Rasulullah SAW “Barangsiapa menjadikan dunia sebagai tujuan utamanya, maka Allah akan cerai beraikan urusannya, lalu Allah akan jadikan kefakiran selalu menghantuinya, dan rezeki duniawi tak akan datang kepadanya kecuali hanya sesuai yang telah ditakdirkan saja. Sedangkan, barangsiapa yang menjadikan akhirat sebagai puncak cita-citanya, maka Allah akan ringankan urusannya, lalu Allah isi hatinya dengan kecukupan, dan rezeki duniawi mendatanginya padahal ia tak minta”. HR Baihaqi dan Ibnu Hibban Sahabat, pernahkah kita melihat orang yang bekerja keras mati-matian demi mengejar harta benda keduniaan, tapi malah kelelahan, dan tak kunjung membaik nasibnya? Sementara di tempat yang berbeda ada orang yang tak ambisius terhadap dunia tapi malah seolah harta dan kedudukan mengejar dirinya, berlimpah harta dan dihormati orang. Baca Juga Siapa Bilang Allah Benci Orang Kaya? Sungguh hal yang demikian bukanlah sesuatu yang aneh. Sebab, segala sesuatu di dunia ini berada dalam pengaturan Allah. Tak ada yang luput dari aturan-Nya. Dan aturan-aturan Allah itu termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadits. Salah satu di antara sekian aturan yang Allah tetapkan adalah Hadits Qudsi yang terjemahannya berbunyi, “Wahai dunia, layanilah siapa yang taat kepadaku, dan perbudaklah siapa yang mencintaimu”. Dari aturan yang satu ini, maka orang-orang yang melaksanakan ketaatan kepada Allah, niscaya mereka akan mendapatkan kehidupan yang baik. Sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 97, yang terjemahnya berbunyi, “Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan”. Kehidupan yang baik ini, menurut beberapa ahli tafsir, berupa kemudahan rezeki, atau kelapangan hati untuk selalu qana’ah atas pemberian Allah, atau mudahnya hati untuk mengerjakan ketaatan kepada Allah. Ada juga ahli tafsir yang mengartikan kehidupan yang baik sebagai kehidupan di surga. Bandingkan dengan orang-orang yang kehidupannya semata-mata untuk mengejar dunia. Mereka dilanda keletihan. Saat mereka memiliki banyak harta, mereka tak memiliki waktu untuk diri mereka, untuk keluarga, untuk masyarakat, apatah lagi waktu untuk agama Allah. Waktunya tersita oleh kelelahan mengejar dunia. Benarlah ungkapan yang selama ini beredar di masyarakat, “Kejarlah dunia, akhirat nggak dapet. Kejarlah akhirat, dunia ngikut”. Oleh karena itu Sahabat, daripada kita mengalami dua kerugian akibat mengejar dunia, yakni kehilangan pahala akhirat sekaligus kelelahan mengejar dunia yang tak kunjung dapat, sungguh lebih baik kita beroleh dua keuntungan, yakni mendapatkan akhirat dan dikejar oleh rezeki duniawi. Kurniaddin Mahmud ï»żSetiap setik kita hidup di dunia dan banyak melihat belajar dari dunia sekitar. Tapi ketika tanpa berpedoman Al-Qur’an dan Hadits, bukan tidak mungkin akhirnya terjebak pada pikiran “hidup adalah untuk keduniaan. Yang tidak mengejarnya/ rendah di mata duniawi, maka ia adalah orang yang gagal”, naudzubillaahi min dzaalik. Banyak orang menganggap orang yang punya jabatan tinggi, berprestasi, populer, kaya raya, dsb maka dialah yang sukses, padahal belum tentu. Seringkali kita terjebak penilaian kesuksesan seseoranga pada keduniaan saja, bukan apakah Allah merahmati/ ridho atau murka pada dia. Orang yang sibuk pada dunia menganggap belajar Islam adalah sampingan. Padahal belajar Islam adalah yang utama, baru belajar untuk keduniaan. Alasan manusia dilahirkan ke dunia adalah karena mempunyai tugas, yakni mengabdi pada Allah dengan tulus ikhlas karena Allah semata semoga Allah memberi petunjuk. Untuk Allah-lah kita hidup. Beberapa orang sering mengatakan begini, “kejarlah dunia, tapi jangan lupakan agama akhirat”. Kalau kita menelaahnya, kalimat tersebut menunjukkan bahwa koreksi jika saya salah yang dikejar utamanya adalah sesuatu yang bersifat duniawi kedudukan, status sosial, popularitas, kekayaan, jabatan, dsb setelah itu baru agama akhirat. Padahal susunan kalimat dalam Al-Qur’an surat Al-Qashash ayat 77 mengatakan demikian, Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari kenikmatan duniawi dan 
 Al-Qashash77 Susunan kalimat dalam ayat Al-Qur’an di atas menunjukkan bahwa kita hidup di dunia diberi anugerah ilmu, kemampuan, harta, dsb untuk mengutamakan mengejar akhirat, hidup untuk Allah, barulah setelah itu dikatakan jangan lupakan kebahagiaan dunia. Dalam perenungan ini, ternyata yang berbahaya adalah jebakan dunia karena tipu daya setan. Karena kita sering menilai kesuksesan dari duniawi. Semoga Allah melindungi kita dari jebakan-jebakan dunia yang membuat kita lupa pada hakikat hidup yang sebenarnya.

kejarlah akhirat jangan lupakan dunia